Bulan Februari 2024 akan berbeda dengan bulan Februari di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan tahun 2024 merupakan tahun kabisat (leap year).
Kabisat merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tahun yang jumlah harinya adalah 366 hari dalam setahun, tepatnya di bulan Februari 2024 yang mempunyai 29 hari atau terdapat tanggal 29 Februari.
Tahun kabisat hanya terjadi dalam kurun periode 4 tahun sekali
Mengutip dari situs Space Place NASA, secara umum satu tahun terdiri dari 365 hari. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan revolusi Bumi terhadap Matahari atau peristiwa pergerakan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Namun dalam tahun kabisat membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari.
Jumlah hari dalam setahun tersebut (365,25 hari) dibulatkan menjadi 365 hari. Kemudian untuk mengganti sebagian hari yang hilang, NASA menambahkan satu hari pada ke kalender setiap empat tahun yang disebut tahun kabisat. Satu hari pada tahun kabisat jatuh pada 29 Februari.
Nah, menurut sistem penanggalan dalam kalender Gregorian (kalender yang digunakan di hampir seluruh dunia saat ini), tanggal 29 Februari merupakan hari kabisat.
Istilah tahun kabisat ini diperkenalkan oleh Julius Caesar dan filsufnya, Sosigenes yang membuat modifikasi penting dalam kalender Romawi kuno dengan menambahkan satu hari untuk setiap tahun keempat, yakni di bulan Februari.
Namun beberapa ilmuwan di abad ke 16 mengatakan bahwa perhitungan Julius Caesar tersebut dianggap membingungkan dan kurang tepat. Hal itu juga menjadi masalah bagi pihak Gereja Katolik saat itu karena berdampak pada perubahan tanggal Hari Paskah dari tanggal tradisionalnya.
Kemudian, Paus Gregorius XIII membuat kalender yang dimodifikasi dan disebut sebagai kalender Gregorian, atau kalender yang kita gunakan sehari-hari. Dalam kalender Gregorian selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan hanya pada tahun-tahun abad yang telah dibagi 400 atau 4.
Penambahan satu hari itu terjadi di bulan Februari, yakni menjadi 29 hari dari sebelumnya hanya 28 hari. Sehingga pada bulan Februari untuk setiap 4 tahun sekali berjumlah 29 hari. Demikian juga menambah satu hari dalam setahun menjadi 366 hari, dari sebelumnya hanya 365 hari.
Kalender tahun Masehi digunakan hampir seluruh orang di dunia, hadirnya tahun kabisat ini memunculkan bermacam mitos dan tradisi unik di berbagai belahan dunia.
Contohnya seperti di Skotlandia yang mempercayai bahwa pada hari kabisat, seorang pria harus mengatakan ‘ya’ jika dilamar oleh wanita. Jika menolak, sang pria harus membayar denda.
Tak jauh berbeda, di Denmark para pria harus membelikan 12 pasang sarung tangan jika ia menolak lamaran dari wanita.
Berbanding terbalik dengan yang dipercayai warga Irlandia, mereka percaya bahwa melakukan hal-hal penting seperti menikah atau bertunangan akan berakhir dengan buruk.
Secara umum, di Yunani, Jerman, dan Skotlandia, hari kabisat dianggap sebagai “hari sial”. Situasi ini kontras dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat. Hari tambahan pada tahun kabisat dirayakan sebagai hari baik.
Hal yang sama berlaku untuk London, Inggris dan Paris, Prancis. Kedua kota tersebut menganggap hari kabisat sebagai hari istimewa.
Di Paris, surat kabar khusus bertajuk La Bougie du Sapeur hanya dicetak setiap hari kabisat. Sedangkan di London, Leap Day dirayakan dengan cocktail yang resepnya pertama kali dibuat oleh Harry Craddock, seorang bartender pada tahun 1920-an.