Inggris dilaporkan akan mengumumkan penghentian pasokan senjata ke Israel pada hari Selasa (30/07/2024).
Beberapa sumber Israel yang mengetahui situasi penjualan senjata mengungkapkan jadwal pengumuman tersebut.
Namun, mereka juga mencatat bahwa serangan Hizbullah terhadap Israel minggu lalu dapat menyebabkan jadwal pengumuman berubah.
Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan pendudukan Israel di Gaza sebagai tindakan yang melanggar hukum, yang berujung pada keputusan tersebut.
Jika pembatalan pasokan senjata berlanjut, hal itu akan menjadi perubahan dramatis dari pemerintahan Inggris sebelumnya.
Saat ini, Partai Buruh berkuasa di Inggris. Sebelumnya, Partai Konservatif yang pro-Israel berkuasa di negara tersebut.
Menurut sumber Israel, pembatasan senjata adalah taktik yang sangat politis untuk menenangkan para pendukung Partai Buruh.
Inggris menjual pelindung tubuh, kapal selam, helikopter, dan suku cadang pesawat tempur F-15, F-16, dan F-35 kepada Israel pada tahun 2023. Nilai ekspor yang diantisipasi ke Israel adalah Rp381 miliar, atau £18,2 juta.
Pada tahun-tahun setelah serangan 7 Oktober oleh Hamas terhadap Israel, Inggris telah mengeluarkan 108 lisensi ekspor dan mengekspor senjata senilai lebih dari £576 juta, atau sekitar Rp12 triliun.
Netanyahu membalas serangan Hamas dengan menunjukkan permusuhan yang ekstrem. Lebih dari 39.000 orang di Palestina tewas akibat operasi tersebut, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Penulis : Muhammad Firdaus Rajendra – Universitas Kristen Indonesia Program Studi Hubungan Internasional 2021