Indonesia mengutuk serangan yang dilakukan Israel kepada Palestina. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi bahkan sampai walk out saat Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan berpidato di Markas PBB, New York.
Retno Marsudi bersama dengan perwakilan diplomat dari berbagai negara Arab meninggalkan pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu, (24/1/2024).
Walk out-nya para diplomat dari berbagai negara Arab itu terjadi di tengah meningkatnya kecaman global terhadap Israel dan sekutunya Amerika Serikat.
Kemarahan para diplomat dari negara-negara Arab memuncak ketika warga Gaza mengalami pembantaian dan kelaparan.
Retno Marsudi dengan lantang menganggap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal menjalankan tanggung jawab dan perannya dalam menangani agresi brutal Israel ke Palestina selama ini.
Retno mengatakan tak ada penegakan atas penerapan resolusi yang keluar dari PBB selama ini terkait konflik Israel-Palestina. Ia juga menyinggung soal PBB yang sudah mengeluarkan sejumlah resolusi baru sejak agresi Israel ke Jalur Gaza berlangsung pada 7 Oktober lalu.
“Pertanyaan saya hari ini: berapa banyak resolusi yang telah diadopsi mengenai Palestina? Berapa banyak yang diberlakukan?” ucap Retno di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.
“Kemanakah Palestina harus pergi ketika, selama berpuluh-puluh tahun ini, Dewan Keamanan PBB gagal bertindak berdasarkan resolusinya sendiri sementara Israel membunuh warga Palestina tanpa mendapat hukuman?” paparnya menambahkan.
Dalam pidatonya di debat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Retno menyebut pasokan senjata ke Israel hanya akan menambah jumlah warga sipil Palestina yang menjadi korban agresi brutal di Jalur Gaza.
Maka dari itu, Retno Marsudi meminta seluruh negara berhenti memasok senjata ke Israel yang terus melakukan agresi brutal terhadap Palestina selama hampir empat bulan terakhir.
“Setop aliran senjata ke Israel. Setiap senjata yang dikirim ke Israel bisa dipakai untuk membunuh warga sipil tak bersalah,” ucap Retno di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Retno pun lantang menyerukan agar Israel diadili atas tindak kejahatannya di Jalur Gaza.
Ia menegaskan Indonesia akan menyampaikan pernyataan lisan dalam sesi International Court of Justice (ICJ) Advisory Opinion. Pernyataan Indonesia diharapkan dapat membantu memproses klaim yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ terkait dugaan genosida Israel di Gaza.
“Tidak ada negara yang berada di atas hukum. Dan bulan depan, Indonesia akan menyampaikan Pernyataan Lisan untuk International Court of Justice (ICJ) Advisory Opinion yang dibawa ke pengadilan atas mandat Majelis Umum PBB. Indonesia akan mengambil segala cara untuk mendukung Palestina,” ucap Retno Marsudi.
Retno turut mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang secara terbuka menolak kemerdekaan Palestina.
Menurutnya, pidato Netanyahu pada 18 Januari lalu itu dengan jelas memaparkan niat Israel yang ingin memusnahkan Palestina.
“Perdana Menteri Netanyahu secara terbuka menyatakan dia tidak akan membiarkan negara Palestina ada. Indonesia menolak keras pernyataan tersebut. Pernyataan ini tidak dapat diterima. Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia. Akan kah Dewan ini (DK PBB) tinggal diam menghadapi niat tersebut?” ucap Retno.
Serangan Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 25.490 warga Palestina. Sebanyak 70 persen korban meninggal adalah anak-anak dan perempuan.