Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa para pelaku serangan yang diklaim ISIS di gedung konser Moskow ditangkap saat melarikan diri ke Ukraina. Presiden Volodymyr Zelensky marah dengan klaim tersebut, yang dibantah keras oleh para pejabat Kyiv.
Pada hari Jumat, 22 Maret 2024, sekelompok pria bersenjata memasuki gedung konser Crocus City Hall di Krasnogorsk dan membakar bangunan tersebut, menewaskan sedikitnya 137 orang, termasuk tiga anak-anak.
Putin berpidato tentang insiden mengerikan itu, namun dia tidak menyebut ISIS. Ia menyatakan bahwa empat orang yang diduga pria bersenjata ditangkap ketika mereka berusaha menyeberang ke wilayah Ukraina.
Ukraina dengan keras membantah adanya kaitan dengan serangan mengerikan itu. Serangan itu diklaim sebagai ulah cabang kelompok ISIS di Afghanistan, yang juga menerbitkan video grafis yang menggambarkan orang-orang bersenjata sedang beraksi.
Dalam tanggapan yang marah, Zelensky membantah tuduhan Rusia, dan menggambarkannya sebagai upaya Putin dan rombongannya untuk mengalihkan kesalahan di tempat lain sambil memperlakukan warga negara mereka sendiri seperti “barang habis pakai”.
Klaim dari Rusia ditanggapi dengan kemarahan oleh para pejabat Ukraina. Dalam upaya untuk memperpanjang invasi Rusia ke wilayah Ukraina, yang akan memasuki tahun ketiga, Kyiv menuduh Putin dan para politisi di Moskow mengarang hubungan antara Ukraina dan serangan tersebut.
“Mereka (Rusia-red) membakar kota-kota kami dan mereka berusaha menyalahkan Ukraina,” ucap Zelenskyy dalam aplikasi pesan, dikutip dari Detiknews pada hari Senin (25/03/2024).
“Mereka menyiksa dan memperkosa warga kami dan mereka menyalahkan mereka. Mereka mengusir ratusan ribu teroris mereka ke sini untuk melawan kami di tanah Ukraina, dan mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi di negara mereka sendiri,” ucap Zelenskyy
Putin sebelumnya mengklaim bahwa 11 orang telah ditangkap oleh pejabat Moskow sehubungan dengan insiden mengerikan tersebut.
Pengadilan setempat telah memerintahkan penahanan empat terdakwa sambil menunggu persidangan setelah mereka didakwa melakukan terorisme.
Serangan itu digambarkan sebagai “aksi teroris berdarah dan biadab” oleh Putin. Dia mengatakan bahwa hari Minggu, 24 Maret 2024, akan menjadi hari berkabung dan lebih banyak keamanan diberlakukan di seluruh Rusia.
Menurut akun media lokal Rusia, para penyerang adalah warga Tajikistan. Tajikistan adalah bekas republik Soviet yang berbatasan dengan Afghanistan di wilayah mayoritas Muslim di Asia Tengah.
Dalam sebuah video yang ditayangkan di televisi Rusia, salah satu tersangka mengatakan dia dibayar untuk berpartisipasi dalam serangan itu dan dia diminta melalui aplikasi pesan oleh seorang ulama Islam.
Saat ini, 1,5 juta warga negara Tajikistan bekerja di Rusia; banyak dari mereka juga warga negara Rusia.