Korea Utara (Korut) telah menguji coba beberapa rudal jelajah pada Senin (29/1/2024) pagi waktu setempat. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal jelajah baru yang diluncurkan dari kapal selam.
Melansir dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), mengatakan Kim Jong Un mengawasi langsung uji coba rudal jelajah yang dikenal dengan nama “Pulhwasal-3-31” tersebut.
Perkembangan ini terjadi sehari setelah militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di dekat pantai timur negara tersebut.
Peluncuran tersebut merupakan demonstrasi uji coba senjata terbaru yang dilakukan Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir ketika ketegangan terus meningkat dengan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Menurut KCNA dan surat kabar Rodong Sinmun, kedua rudal tersebut terbang di atas laut lepas pantai timur Korea Utara selama 7.421 detik dan 7.445 detik dan mencapai sasaran pulau yang tidak ditentukan yang menunjukkan waktu penerbangan melebihi dua jam.
Rudal jelajah cenderung berbahan bakar jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat.
KCNA mengungkapkan, peluncuran rudal pada Senin kemarin, tak mengancam keamanan negara tetangga, dan tak ada hubungannya dengan situasi regional.
Kim Jong Un dikabarkan merasa sangat puas dengan peluncuran tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah menguji serangkaian senjata yang mencakup sistem rudal balistik yang sedang dikembangkan dan drone bawah air.
Pekan lalu, Korea Utara mengatakan pihaknya telah menguji rudal jelajah strategis baru, yang menunjukkan bahwa rudal tersebut dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir. Namun pada saat itu tidak disebutkan bahwa rudal tersebut sedang dikembangkan untuk ditembakkan dari kapal selam.
Foto-foto yang diterbitkan media pemerintah pada hari Senin menunjukkan sebuah rudal diluncurkan ke langit berawan dari air, diikuti oleh kepulan asap yang mengaburkan jenis platform yang digunakan untuk menembakkannya.
Mengutip AFP, para analis menilai, pengawasan langsung secara pribadi oleh Kim menandakan arah kebijakan pertahanan Pyongyang tahun ini. Yakni dengan meningkatkan kekuatan angkatan laut negara tersebut.
“Mereka akan fokus pada peningkatan kekuatan angkatan laut di Laut Timur dan menguji sistem senjata yang dapat dipasang di kapal selam, dengan upaya pertama adalah rudal jelajah strategis ini,” kata Yang Moo Jin, presiden Universitas Studi Korea Utara.
Dia menambahkan, “Di masa depan, hal ini akan mengarah pada pengembangan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan kapal selam bertenaga nuklir, yang akan memiliki dampak yang jauh lebih tinggi dibandingkan SLCM.”
Korea Utara sudah memiliki rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) yang disebut Pukguksong-3, dengan perkiraan jangkauan 1.900 kilometer.
Kemampuan SLBM yang terbukti akan membawa persenjataan Korea Utara ke tingkat yang baru, memungkinkan penempatan jauh di luar semenanjung Korea dan kemampuan serangan kedua jika terjadi serangan.
Awal Januari ini, pemimpin Korut Kim Jong Un mendeklarasikan Korea Selatan sebagai “musuh utama” negaranya. Ia membubarkan lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan penjangkauan, serta mengancam perang atas “bahkan 0,001 mm” pelanggaran teritorial.