VAR, Revolusi Sepak Bola Indonesia

Sepak bola Indonesia akan memasuki babak baru setelah video assistant referee (VAR) mulai disiapkan selama beberapa bulan ke depan, dan saat ini telah memasuki babak akhir yakni simulasi.

PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang menjadi operator BRI Liga 1 dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) baru saja mengadakan uji coba penerapan VAR tahap ketiga. Uji coba itu dilakukan di Lapangan JSI, Bogor, Sabtu (17/2/2024).

8 kamera yang dipasang di sejumlah titik lapangan yang digunakan dalam laga uji coba itu. Laga sendiri mempertandingkan klub sekolah sepakbola (SSB) lokal.

Soal penggunaan VAR di Liga 1 ini, Erick Thohir menilai kualitas liga akan semakin baik. Dengan begitu juga, industri sepakbola juga akan berdampak menjadi semakin baik.

“Bagi saya, dengan digunakannya VAR, kualitas liga akan semakin baik, dengan demikian akan semakin baik juga industri sepakbola kita. Pemain akan semakin baik juga mainnya. Dia tahu semua terjaga dengan baik,” ujar Erick Thohir.

Para wasit dan asisten wasit juga mengikuti seleksi penggunaan VAR dan telah menjalani simulasi di ruang operasi video serta monitor di tepi lapangan.

Setelah tahap simulasi, FIFA selaku federasi induk sepak bola dunia akan melakukan uji coba kelayakan pada tanggal 1 hingga 8 Maret 2024.

Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Destria menegaskan komitmennya untuk mengembangkan sumber daya manusia. PSSI akan coba mengasah kualitas yang ada sekarang dengan pelatihan lanjutan dan juga menambah jumlahnya.

“Jadi kita memastikan wasit yang kita lepas ke VAR benar-benar siap. Tidak berhenti sampai sana, kita juga akan menggelar training batch 2 dan 3, yaitu sisa wasit dari 13 dan 22 orang (lolos seleksi batch 1) ini, plus 24 dan 48 wasit Liga 2 yang ada saat ini,” ujar Ratu Tisha, dikutip dari laman resmi PT LIB.

Ratu Tisha juga mengungkapkan VAR sudah dapat diaplikasikan ke ajang Liga 1 2023-2024 seri championship. Laga itu akan dihelat pada 4-26 Mei 2024.

Ia menjelaskan saat ini penerapan VAR masih harus melalui beberapa tahap. Salah satunya tahap persetujuan dan penilaian terakhir wasit serta asisten wasit VAR yang diberikan oleh FIFA.

“Untuk bertugas, masih akan menunggu persetujuan dari FIFA sebagai penilaian terakhir, untuk mereka (wasit) kemudian melakukan pertandingan uji coba,” ujar Ratu Tisha.

“Rencananya, FIFA akan hadir di sini antara tanggal 1 dan tanggal 8 Maret untuk melihat latihan terakhir kesiapan di batch 1 (wasit) ini,” lanjutnya.

Dalam uji coba ini, wasit dan asisten wasit melakukan simulasi operator tayang ulang, yang digunakan sebagai pertimbangan dalam keputusan-keputusan penting.

Namun, disisi lain Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus mengungkapkan bahwa hanya ada 3 stadion di Indonesia yang saat ini memenuhi syarat untuk pemasangan sistem VAR.

Ketiga stadion tersebut adalah Stadion Manahan Solo, Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan DIpta.

“Kami memang membutuhkan persiapan matang, sekitar 2-3 tahun, untuk implementasi VAR. Ini bukan proses yang bisa dilakukan secara instan,” ujar Ferry Paulus.

“Seluruh perangkat pada uji coba ini persis seperti yang digunakan di Piala Dunia U-17 kemarin. Alat dari Hawk-Eye yang akan kita pakai di kompetisi domestik, memang sama seperti yang digunakan pada event besar FIFA, maupun kompetisi liga di negara-negara lain,” lanjutnya.

Ferry mengaku puas dengan perkembangan proses ini. Yang jadi fokusnya sekarang adalah menggali lebih banyak sumber daya manusia, karena menurutnya ketersediaan sekarang masih belum cukup.

Dengan adanya VAR, diharapkan setiap keputusan penting dalam sebuah pertandingan dapat ditinjau kembali dengan bantuan video, sehingga mengurangi kontroversi dan meningkatkan integritas kompetisi.

Penerapan VAR di Indonesia menandai era baru dalam sepak bola nasional, dengan harapan teknologi ini dapat membawa perubahan positif dalam dinamika pertandingan dan kepuasan para penggemar.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts