Tertunda keluar akibat invasi Israel, Relawan Emergency Medical Team (EMT) MER-C yang saat ini masih berada di Rafah, Gaza Selatan, tetap bertugas membantu di sejumlah rumah sakit. Sejak Rabu (8/5), empat relawan EMT MER-C diarahkan oleh WHO untuk bertugas di Rumah Sakit Al Kuwaiti.
Tim terdiri dari dokter spesialis bedah orthopedi, dokter layanan primer dan perawat. Tim MER-C bertugas bersama Tim EMT dari Mercy Malaysia yang membantu tenaga medis local memberikan pertolongan kepada para korban serangan.
Selain di RS Kuwaiti, relawan EMT MER-C lainnya, yaitu dua perawat juga masih bertugas di klinik Tal Al-Sultan Primary Health Care Center.
Sejak Kamis pagi (9/5), kedua relawan membantu melayani pasien dan korban luka-luka yang terus berdatangan. Sementara itu, RS An Najjar yang biasa menjadi lokasi tugas TIM EMT MER-C, saat ini sudah berhenti beroperasi.
Salah satu relawan medis MER-C, Ita Muswita mengatakan, RS Kuwaiti merupakan pintu pertama pasien sehinga sejak ditugaskan mereka banyak menerima pasien korban langsung perang yang terkena bom, terutama luka bakar yang perlu dirujuk.
“Alhamdulillah kami bisa bantu mereka sebelum border (perbatasan) dibuka. Atas izin Allah, kami menerima apapun bentuk takdir Allah karena memang ini yang terbaik dari Allah. Doa kan kami tetap istiqomah dalam tugas,” tuturnya.
Saat ini tersisa 12 relawan MER-C di Gaza. Hari Senin/6 Mei 2024, aktifitas medis relawan MER-C sempat dihentikan imbas serangan darat Israel ke Rafah.
Hal ini juga mengakibatkan pergerakan masuk dan keluar Gaza untuk semua Tim EMT dibawah koordinasi WHO ditunda, termasuk Tim EMT MER-C.