Sebagai reaksi terhadap niat AS untuk menempatkan senjata konvensional jarak jauh di wilayah Jerman, kepemimpinan Rusia tidak mengesampingkan peluncuran rudal nuklir.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (19/07/2024), pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, saat berpidato di depan media pada Kamis (18/07/2024) waktu setempat di Moskow, seperti dikutip dari kantor berita Interfax.
Dalam pernyataannya, Ryabkov menyatakan bahwa perhatian khusus kini diberikan pada pertahanan di wilayah Kaliningrad Rusia, yang dikelilingi oleh anggota NATO seperti Polandia dan Lituania.
“Saya tidak mengesampingkan opsi apa pun,” ucap Ryabkov selagi menjawab pertanyaan wartawan terkait rencana pengerahan senjata AS di Jerman, dikutip dari Detiknews pada Jumat (19/07/2024).
Dalam upaya untuk menunjukkan dukungannya terhadap pertahanan NATO dan Eropa, AS mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mulai mengerahkan persenjataan di Jerman pada tahun 2026. Senjata-senjata ini akan mencakup rudal hipersonik baru, rudal Tomahawk, dan rudal SM-6.
Vladimir Putin, presiden Rusia, bulan lalu menyatakan bahwa negaranya akan mulai memproduksi kembali rudal berbasis darat jarak pendek dan menengah dan memilih di mana akan menempatkannya jika perlu.
Diketahui bahwa sebagian besar sistem rudal Rusia dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Penulis : Muhammad Firdaus Rajendra – Universitas Kristen Indonesia Program Studi Hubungan Internasional 2021