Korea Utara dilaporkan secara terbuka mengeksekusi mati warganya setelah mereka ketahuan menyebarkan musik dan film dari negara tetangga Korea Selatan dan mendengarkan K-Pop.
Laporan Kementerian Unifikasi Korea Selatan tentang Hak Asasi Manusia di Korea Utara memuat kesaksian yang menunjukkan bahwa eksekusi publik tersebut berlangsung sekitar 2022.
Warga tersebut merupakan laki-laki berusia 22 tahun yang berasal dari provinsi Hwanghae Selatan.
Setelah diketahui bahwa pria tersebut telah menonton tiga film Korea, mendengarkan 70 lagu K-Pop, dan membagikan konten tersebut kepada sejawat, Ia dijatuhi hukuman mati.
Pengalaman 639 warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan dirinci dalam kajian Kementerian Unifikasi ini. Kisah terbaru ini juga disebut-sebut menunjukkan kekejaman pemerintahan Kim Jong Un yang bertujuan meredam pengaruh Barat dan Korea Selatan di negara terisolasi tersebut.
Kim Jong Un telah memberlakukan beberapa aturan baru dalam beberapa tahun terakhir yang membatasi penggunaan hiburan oleh warga Korea Utara.
Menurut The Independent, Korea Utara dengan tegas melarang penduduknya terpapar budaya Barat, khususnya Korea Selatan, yang dipandang sebagai “pengaruh jahat”, berdasarkan Undang-Undang tentang “Larangan Ideologi dan Budaya Reaksioner”, yang disahkan pada tahun 2020.
Warga Korea Utara bahian secara rutin menjalani sidak ponsel untuk melihat apakah ada orang yang menggunakan ejaan, frasa, dan nama slang Korea Selatan seperti “oppa” untuk memanggil kakak laki-laki atau pasangan prianya, menurut sebuah studi hak asasi manusia dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan.
Seorang wanita berusia awal 20-an yang membelot dari Korea Utara menyatakan, “Korea Utara terpengaruh oleh konten budaya Korea Selatan dengan sangat cepat. Generasi muda benar-benar menikmati segala sesuatu yang berasal dari Korea Selatan dan mengikuti serta meniru budaya Korea Selatan.” dikutip dari CNN Indonesia pada Selasa (02/07/2024).
“Setelah menonton drama Korea, banyak anak muda bertanya-tanya, ‘mengapa kita harus hidup seperti ini?’… Saya pikir saya lebih baik mati daripada tinggal di Korea Utara,” ucap wanita tersebut yang sekarang tinggal di Korea Selatan.
“Tentu saja, kami tidak bisa mengatakan hal buruk apa pun terhadap Kim Jong Un di depan umum, namun di antara teman dekat, kekasih, atau anggota keluarga, kami mengucapkan kata-kata tersebut,” ujarnya.
Penulis:
Muhammad Firdaus Rajendra
Universitas Kristen Indonesia Program Studi Hubungan Internasional 2021