Israel kini secara resmi masuk dalam blacklist atau “daftar hitam” oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena melakukan kekerasan brutal terhadap anak-anak selama konflik bersenjata berlangsung.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, seperti dilansir CNN pada Jumat (07/06/2024).
Selain itu, Dujarric menyatakan Jihad Islam Palestina dan Hamas masuk dalam daftar tersebut.
Dujarric mengatakan bahwa kepala staf Guterres telah berbicara dengan utusan PBB Israel pada hari Jumat. Hal itu merupakan sebuah “penghormatan” yang diberikan kepada negara-negara yang baru masuk dalam daftar.
“Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran,” ucap Dujarric, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (11/06/2024).
Dewan Keamanan PBB akan menerima laporan tersebut pada tanggal 14 Juni, dan itu akan diterbitkan secara resmi pada 18 Juni 2024.
Setelah konflik yang berlangsung selama delapan bulan di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel masuk dalam daftar tersebut. Tentara Israel (IDF) setidaknya telah membunuh sekitar 15.500 anak-anak di Gaza hingga saat ini.
Republik Demokratik Kongo, Yaman, Arab Saudi, Afghanistan, Sudan, dan Suriah merupakan negara yang termasuk di antara negara-negara yang dimasukkan dalam daftar hitam PBB.
Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, merilis rekaman dirinya berbicara melalui telepon, yang tampaknya berbicara kepada pejabat PBB. Ia mengunggah klip audio tersebut ke akun X resminya.
Erdan mengungkapkan kemarahannya atas keputusan PBB dalam video tersebut. Tepatnya, Ia menyatakan bahwa IDF adalah “tentara paling bermoral di dunia”.
“Satu-satunya orang yang masuk daftar hitam saat ini adalah Sekretaris Jenderal, yang keputusannya sejak perang dimulai, dan bahkan sebelumnya, memberikan penghargaan kepada teroris dan memberikan insentif kepada mereka untuk menggunakan anak-anak untuk aksi teror… Sungguh memalukan!” ucap Erdan.
Tindakan Erdan, menurut Dujarric, merupakan tindakan yang mengejutkan dan “tidak dapat diterima”. Selama 24 tahun bekerja di PBB, Dujarric mengaku belum pernah melihat hal seperti ini.
Meski terlambat, pejabat senior Palestina Riad Malki memuji keputusan PBB.
“Sekarang, dihadapkan pada bencana di Gaza yang dunia lihat dengan mata telanjang dengan genosida yang secara khusus menargetkan anak-anak dan perempuan, Sekjen PBB tidak lagi punya alasan untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam,” ucap Malki, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (11/06/2024).
Organisasi hak asasi manusia mengecam pemboman dan pengepungan Israel di Gaza, yang menargetkan anak-anak muda Palestina yang tinggal di sana. Selain itu, para ahli PBB mengklarifikasi bahwa bencana kemanusiaan disebabkan oleh keterbatasan Israel dalam pengiriman makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.