52 Orang Tewas Akibat Serangan Israel ke Kota Rafah

Israel memulai prosedur serangan darat (ground invasion) ke Rafah, Gaza Selatan, dengan memulai serangan intensif melalui serangan udara.

Laporan dari otoritas kesehatan Gaza, pada Senin (12/2/2024) menyatakan, pengeboman besar-besaran yang terjadi itu menyebabkan kepanikan yang meluas di Rafah, karena banyak orang tertidur ketika serangan terjadi.

52 orang tewas serta puluhan korban lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Hal itu dikatakan Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas.

Militer Israel mengatakan, mereka telah melakukan serangkaian serangan di Gaza selatan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Diketahui, Israel mengerahkan pesawat tempur, tank, dan kapal militernya dalam serangan tersebut.

Serangan Israel terjadi di wilayah yang padat penduduk akibat banyaknya jumlah pengungsi di Rafah.

Dari pantauan jurnalis AFP dapat mendengar serangkaian serangan hebat di wilayah tersebut. Tampak pula asap mengepul di atas Kota Rafah.

“Serangan tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai tempat di Rafah,” kata pemerintah Hamas.

Terkait serangan yang dilakukan Israel, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Senin (12/2) memperingatkan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu akan “konsekuensi buruk” jika melakukan serangan lebih lanjut di Rafah, Gaza selatan.

“Memperluas cakupan kejahatan perang dan genosida rezim pendudukan Israel terhadap pengungsi Palestina di Rafah akan berdampak buruk bagi Tel Aviv,” ujar Abdollahian.

Kecaman keras juga keluar dari Arab Saudi, melalui pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi memperingatkan “dampak sangat berbahaya” dari gempuran Israel ke Rafah, wilayah terakhir bagi ratusan ribu warga Palestina di Gaza untuk berlindung sejak agresi brutal Zionis berlangsung 7 Oktober lalu.

“Pelanggaran yang terus berlanjut terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional ini menegaskan perlunya segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB untuk mencegah Israel menyebabkan bencana kemanusiaan,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

“Setiap orang yang mendukung agresi (Israel) tersebut harus memikul tanggung jawab (dihukum),” bunyi pernyataan lanjutan Arab Saudi seperti dikutip Al Jazeera.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa mereka telah melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran teror di daerah Shaboura di Jalur Gaza selatan.

Dari pernyataan tersebut juga dikatakan bahwa serangan itu telah selesai.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan serangan darat di Rafah.

Diketahui, kini Rafah menjadi pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan Israel, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang Israel-Hamas. Saat ini, sekitar 1,4 juta warga Palestina memadati Rafah.

Banyak yang tinggal di tenda-tenda sementara. Bahkan, beberapa warga Palestina berlindung di sebuah kebun binatang.

Meskipun bersebelahan dengan kandang monyet, burung beo, dan singa yang kelaparan para warga korban perang tersebut tetap memilih untuk tinggal disana.

Hal tersebut dikarenakan sudah tidak ada tempat yang aman dari pengeboman yang dilakukan militer Israel disana.

Di tempat tersebut penduduk mulai kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya.

Sehari sebelumnya, Minggu (11/2/2024), kelompok Hamas sudah memperingatkan Israel terkait serangan di Rafah Palestina bisa mengancam perundingan mengenai pembebasan sandera.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts